Kamis, 17 Juni 2010

LAYANAN JEJARING SOSIAL KIBER




Layanan Jejaring sosial kiber berusaha menggabungkan forum dengan facebook, ini merupakan terobosan baru didunia maya, agar keduanya dapat berkesinambungan dan saling melengkapi, untuk itu dibutuhkan suatu konsep agar tidak terjadi benturan dan jejaring sosial kiber mampu menyerasikan facebook dengan forum, kiber kedepannya diharapkan dapat secara maksimal keberhasilannya dalam membangun jejaring sosial dan forum.

Kiber berusaha kedepannya memberikan layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. kiber juga jejaring sosial yang memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing didalamnya.

Dari uraian di atas kiber (www.kitaberbagi.com) berusaha secara maksimal, agar dapat terwujud dan mampu dinikmati para pengguna kiber, sehingga para kozkiber dapat nyenyak dalam menggunakan Jejaring sosial kiber.

Salam perdamaian dari kami..........

SEJARAH JEJARING SOSIAL KIBER (www.kitaberbagi.com)




Sejarah Jejaring sosial kiber tak lepas dari putaran arus asal mula sejarah jejaring sosial itu sendiri, untuk itu perlu mengetahui bagaimana sejarah jejaring sosial, sehingga mampu berkembang pesat di dunia saat ini, sebab sejarah kiber tak lepas dari sejarah munculnya jejaring sosial di dunia.

Awal mula munculnya jejaring sosial sejak komputer dapat dihubungkan satu dengan lainnya dengan adanya internet banyak upaya awal untuk mendukung jejaring sosial melalui komunikasi antar komputer.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook, pesaing yang tumbuh dengan cepat.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Sedangkan Jejaring sosial kiber awal mulanya pertemuan fahrul dengan dunia Informatika, sehingga mampu menggabungkan berbagai elemen dalam merekonstruksi jejaring sosial kiber, pertemuan fahrul tak lepas dari masa kuliahnya yang bergejolak dengan dunia Ilmu Informatika, dia dibesarkan di campus ternama yang berada di Indonesia yaitu BSI (Bina Sarana Informatika) dengan mengambli jurusan MI (manajemen Informatika).

Fahrul sering disebut oleh teman-temannya Fahrul cyber freedom merupakan sosok yang jenius dalam menggambarkan beragam permasalahan jejaring sosial kiber, tetapi Fahrul dalam mengembangkan kiber keberlanjutannya tak lepas dari dukungan teman-temannya, baik teman secampus maupun teman yang bergerak seprofesi sebagai penggiat jejaring sosial di Indonesia.

Kebiasaan Fahrul bermaen facebook dan forum memunculkan ide cemerlang dalam menggabungkan facebook dan forum, inilah terobosan yang cerdas ditengah-tengah gencarnya serangan jejaring sosial luar negeri dan keberadaan kiber diharapkan mampu bersaing dengan jejaring sosial yang sudah populer membahana di dunia.

Sejarah Jejaring sosial kiber tak lepas dari sang kreator Fahrul dan dibantu rekan-rekannya dalam mengembangkan jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya, inilah sekilas sejarah jejaring sosial kiber dalam mengarungi dunia maya (Informatika).

MUNCULNYA JEJARING SOSIAL KIBER (www.kitaberbagi.com)




Sebelum membahas munculnya Jejaring sosial kiber, terlebih dahulu memahami pengertian jejaring sosial, agar tidak terdapat kerancuan dalam mendefinikan jejaring sosial dan memudahkan memahami jejaring sosial itu sendiri.

Pengertian Jejaring adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Jejaring sosial kiber merupakan terobosan baru dengan menggabungkan antara forum dan elemen-elemen lainnya, inilah suatu fakta besar yang perlu kita dukung, agar jejaring sosial di Indonesia mampu terus berkreasi dan menciptakan hal-hal baru untuk kemajuan didunia maya (informatika),

Saat ini jejaring sosial luar negeri membanjiri keranah bangsa-bangsa berkembang termasuk bangsa Indonesia dan dapat ditebak bangsa-bangsa berkembang sebagai pasar yang menguntungkan bagi bangsa super power, terbentuknya kiber di dunia maya menambah warna jejaring sosial untuk mendongkrak dan meminimalsir arus pasar dari luar yang terus menggerogoti bangsa berkembang.

Munculnya Jejaring sosial kiber merupakan suatu perwujudan bahwa jejaring sosial di Indonesia terus berkembang dan mengembangkan sayap baik di tingkat local maupun berusaha mendongkrak di tingkat Internasional. inilah suatu terobosan yang perlu kita dukung bersama, agar jejaring sosial di Indonesia terus berkembang dan progress ditingkat Internasional.

JEJARNG SOSIAL INDONESIA (www.kitaberbagi.com)




Sudah waktunya anda bergabung dalam komunitas jejaring sosial Indonesia seperti kiber, karena anda akan dapat bertemu dengan teman se-indonesia dan manca negara.

Kiber dilengkapi dengan berbagai macam aplikasi dan fitur untuk berintekrasi secara online keseluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri, untuk itu anda jangan sampai melewatkan sebagai salah satu orang yang termasuk meramaikan jejaring sosial Indonesia.

para pengguna jejaring sosial kiber dapat sebutan dengan bahasa kozkiber, untuk itu segeralah join di alamat (www.kitaberbagi.com)

Selamat bergabung dengan Jejaring sosial kiber dan kami tunggu peran anda sebagai orang yang menghargai jejaring sosial Indonesia.

Salam perdamaian dari anak-anak kozkiber.

Senin, 01 Februari 2010

JARINGAN ISLAM TRADISIONAL MELAWAN JARINGAN ISLAM LIBERAL




by: Khoirul Taqwim


JIT melawan JIL mengingatkan kita pada zaman penjajahan belanda, antara masyarakat pribumi melawan ketidak adilan yang dibawa masyarakat barat (VOC Belanda), pada saat itu masyarakat barat dengan atas nama perdagangan telah menipu masyarakat tradisional, yang seolah-olah sebagai sahabat dalam jual beli, tetapi kenyataannya mereka mengeruk kekayaan alam yang ada di negeri ini, kaitan JIL dengan bangsa barat sangat melekat dengan konsep liberalnya yang berasal dari bangsa barat dan sekutunya, jadi tidak heran apabila JIL sebagai wajah penerus lidah masyarakat barat ditentang keras oleh JIT yang menggali dari masyarakat pribumi sendiri.

Sejarah membuktikan, penjajahan Belanda datang ke Indonesia dengan tujuan mengeksploitasi kekayaan alam. Sebelum mereka masuk kewilayah imperialisme, mereka berdagang yang seolah-olah dewa penyelamat, padahal itu hanya tipu daya yang menyesatkan masyarakat pribumi, tak ketinggalan belanda bersama para orientalis belanda berusaha memperkecil arti dan peran tradisi yang berseberangan dalam sejarah Indonesia.

Sampai saat ini negara Indonesia merupakan sasaran utama bangsa barat (Amerika dan sekutunya) dalam melakukan gerakan “Economic Hit Man” (EHM), yaitu penjajahan ekonomi melalui tipu daya negara secara sistematis untuk mencurangi dan menipu melalui pinjaman utang yang melebihi kemampuan membayar, dan program-program lainnya yang berhubungan dengan kolonialisme ala barat. Kaitan JIL dan ekonomi sangat bersentuhan, sebab dimulai dari kata Islam Liberal dengan membuka wacana ala barat dan tidak lagi menggunakan pemikiran pribumi yang lebih manusiawi. Gerakan JIL diharapkan mampu menerobos penghalang ekspansi ekonomi barat, dengan dimulai melemahkan budaya pribumi yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingannya, maka kata liberal dimasukkan mengganti Induk tepa selira yang dibangun masyarakat tradisional, inilah penjajahan budaya yang diterusakan melalui ekonomi, lagi-lagi kekayaan alam yang menjadi incaran masyarakat barat dan csnya.

Seluruh tindakan masyarakat pribumi selalu menjadi obyek pemikiran mereka yang memandang masyarakat tradsional tidak layak dalam mewujudkan kearifan lokalnya, maka JIT anti dengan budaya pemkiran Liberal (kolonialisme) yang sudah jelas berseberangan dengan masyarakat pribumi dalam menyikapi beragam persoalan yang ada ditengah-tegah kehidupan masyarakat.

kebangkitan masyarakat tradisional di kalangan umat Islam merupakan bentuk kebijakan yang arif dari masyarakat local, untuk membendung gerakan Liberal yang dibawa JIL, karena dianggap pemikiran Liberal tidak sesuai dengan jati diri masyarakat pribumi, sehingga Jaringan Islam Tradisional memberikan pemahaman bahwa liberal merupakan penjajahan yang mengarah eksploitasi sumber daya alam, bahkan mereka memulai dari merenggut jati diri agama, sosial, budaya dan bidang-bidang lain yang ingin dikuasai secara mutlak, agar penjajahan dapat berjalan lancar dinegeri pribumi saat ini, dalam artian kemutlakan yang diinginkan bangsa barat dalam mencapai tujuan pengerukan kekayaan alam, dengan jalan membongkar tradisi, bahkan agama yang dianggap sebagai penghambat imperialisme ala barat, jadi secara sadar atau tidak sadar JIL sudah dibuat sebagai boneka imperialisme barat yang penuh tipu daya.

Tantangan Global jaringan Islam tradisional tidaklah terbatas pada nasib ummat Islam semata, namun pada seluruh kemanusiaan. Hal ini karena ajaran Islam memiliki missi rahmat ke seluruh alam, yang tak cuma berorientasi manfaat untuk bangsa tertentu, apalagi elit tertentu. Karena itu strategi yang harus ditempuh JIT tidak harus pula strategi global yang berdasarkan syara’. Tetapi berdasarkan kepribadian masyarakat prbumi sebagai jalan menempuh cara pandang hidup masyarakat, Tepa selira (tenggang rasa) sudah teruji sejak zaman Kerajaan mataram kuno, sriwijaya, majapahit maupun kerajaan-kerajaan pribumi lain. Tepa selira sangat cocok untuk kepribadian bangsa Indonesia dan diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat pribumi.

Kebobrokan liberalisme dengan sistem kapitalisme telah nyata, baik berupa kerusakan lingkungan, pemiskinan di dunia ketiga maupun disorientasi kehidupan pada masyarakat mereka sendiri, yang di antaranya tercermin dari peningkatan penggunaan narkoba dan angka bunuh diri. Orang jelata di Barat pun akhirnya merasakan sesuatu yang tidak benar dan tidak adil pada sistem yang diterapkan atas mereka. Mereka menyadari bahwa sistem itu hanya menguntungkan segelintir kecil elit mereka, yakni para kapitalis (liberalisme) serta politisi yang merealisasi tujuan para kapitalis itu secara sah.

Para kapitalis Barat melobby para intelektual di negeri-negeri berkembang yang memiliki sumber daya alam besar, baik muslim maupun bukan, agar mereka merubah politik ekonomi dan politik budayanya, agar makin effisien dengan adanya pasar global, dan untuk itu harus “ramah” terhadap Barat. Para pelobby ini adalah professional berpenghasilan sangat tinggi yang menipu negara-negara di seluruh dunia triliunan dollar, penipuan ini di mulai dengan membawa angin segar dan membuat jaringan islam liberal yang seolah-olah sebagai penyelamat kebodohan, padahal tujuan sebenarnya mereka adalah pembodohan yang mengarah pemiskinan.

Bukti nyata penjajahan atas nama kebebasan ala liberal dengan pasar bebas (WTO, AFTA, APEC), negeri-negeri ini telah membuka keran privatisasi yang luar biasa, termasuk dengan menjual asset-asset publik mereka kepada swasta asing, baik dengan alasan untuk membayar utang, maupun agar kompatibel dengan aturan-aturan internasional. Di Indonesia, orang bangga ketika menggandeng PAM Jaya dengan Lyonase dari Perancis dan Thames dari Inggris, seakan dengan itu perusahaan layanan publik menjadi go internasional. Yang kemudian terjadi hanyalah bahwa para pelanggan harus membayar lebih mahal dan hampir tidak ada perluasan cakupan layanan.

Bukti lainnya adalah terjadi penjualan BUMN (misalnya Indosat ke Temasek Singapura, Bandara Sukarno Hatta ke Schipol Belanda) maupun swasta nasional (misalnya Aqua ke Danone, Sampurna ke Phillip Morris dan sebagainya). Sementara itu investasi baru terutama yang terkait dengan sumberdaya alam, energi dan infrastruktur, hampir semuanya selalu diberikan ke asing. Bagaimana dengan sumur minyak di Cepu yang diberikan ke ExxonMobile, atau lapangan gas di Natuna. Semua ini mengikuti praktik tak adil dan ekploitatif yang sudah terjadi puluhan tahun dengan Freeport atau Newmont. Di Freeport, konsentrat emas langsung dikapalkan ke Amerika, tanpa ada satupun petugas beacukai di pelabuhannya. Pemerintah sudah puas dengan kenyataan bahwa PT FreeportIndonesia adalah pembayar pajak terbesar. Sekitar Rp. 6 Triliun yang dibayarkannya setiap tahun ke pundi-pundi pemerintah. Namun berapa sebenarnya yang mereka keruk dari Indonesia tidak ada yang tahu.

Maka jaringan Islam tradisional merupakan kebenaran sejarah yang telah terbukti sebagai alat masyarakat pribumi dalam menyatukan wadah masyarakat, untuk melawan gerakan barat yang ingin kembali menancapkan penjajahan dinegeri kita,, untuk itu imperialsme ala barat (belanda) jangan sampai terulang menjadi penjajahan jilid dua yang digaungkan amerika dan sekutunya, sebab mereka tidak hanya memakan harta benda, tetapi jutaan nyawa harus hilang sebagai korban perjuangan membela kemerdekaan.

Dari uraian diatas semua dikembalikan pada diri sendiri, apakah kita akan berdiri sebagai pejuang pribumi atau kita akan berperan sebagai penjajah yang bernaungan dibawah kaki bangsa liberal yang sekarang dengan wajah JIL (jaringan Islam liberal).

KEBANGKITAN JARINGAN ISLAM TRADISIONAL


 Oleh: Khoirul Taqwim

 

Kesederhanaan tingkah laku dan berpikir masyarakat tradisional telah dimanfaatkan sebagian kepentingan kelompok-kelompok dari luar pribumi, mereka mengatasnamakan penyegaran dengan membawa dalil-dalil modern dari amerika dan sekutunya, mereka melakukan gerakan menghilangkan karakter masyarakat pribumi, dengan tujuan mengganti idiologi pribumi dengan diganti idiologi dari barat yang dianggap dewa penyelamat, padahal itu merupakan pembodohan dengan cara pencucian otak melalui dalil-dalil modern yang cenderung kapitalisme yang menindas masyarakat, yaitu penjajahan ekonomi yang mengarah pengambilan kekayaan alam secara besar-besaran, dan ada sebagian kelompok dengan paham khilafah ala timur tengah yang memaksakan diri merebut jati diri bangsa dengan mengganti kebangsaan yang bersumber khilafah ala timur tengah yang ingin ditancapkan dibumi pertiwi, dan mereka ingin kemutlakan dinegeri ini dengan konsep khilafahnya yang berasal dari bangsa timur tengah, tentu ini menyalahi dari jati diri kebangsaan pribumi yang harus ditolak dengan keras, sebab ini merupakan penjajahan karakter yang mengedepankan kepentingan tradisi pribumi, malah mereka mempunyai tujuan akan mengganti esensi budaya dari negara lain.

 

Diamnya masyarakat tradisional selalu menjadi obyek yang diadili dan diluruskan, baik dari segi pemikirannya maupun keyakinan yang ada dalam hati dan jiwanya, tentu ini menyalahi eksistensi masyarakat tradisional yang mempunyai jati diri dan budaya sendiri, bukan budaya barat maupun timur tengah yang harus didepan, tetapi tradisi pribumi yang harus dikedepankan sebagai pemersatu bangsa, dengan adanya pemikiran khilafah ala timur tengah dan liberal yang dibawa Jaringan Islam Liberal, masyarakat tradisional sebagai kelompok yang disudutkan dan dianiaya dari paham yang dibangun mereka, baik dari segi keyakinan maupun pemikiran masyarakat tradisional yang dianggap tidak rasional dan jauh dari agama, bahkan tuduhan itu mengarah menyesatkan yang tidak sesuai dengan jati diri masyarakat tradisional yang mengedepankan tepa selira, bukan egoisme yang bersifat menjajah.

 

Melihat kenyataan itu jaringan Islam Tradisional sangat prihatin dengan kondisi masyarakat pribumi, yang sudah dibodohi dan diadili tanpa melihat secara cerdas keberadaan tradisi masyarakat pribumi, maka dibutuhkan kebangkitan agar dapat menunjukkan jati diri bahwa masyarakat pribumi dapat hidup dikaki dan budaya sendiri, bukan dari paham liberal dan khilafah yang jelas-jelas bersifat penjajahan dan merenggut  karakter pribumi.

 

Membangkitkan masyarakat tradisional diperlukan suatu sistem komunikasi agar terjalin komunikasi yang efektif dan memiliki makna yang mampu mengarahkan pencapaian tujuan dalam membangun memanusiakan manusia. Hal itu perlu sekali dilakukan karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan

 

Konsep yang dibangun masyarakat tradisional sangat membuka peluang untuk mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok strategis dalam rangka membangun kemitraan, maka yang dianggap kelompok strategis dalam proses kebangkitan masyarakat pribumi diantaranya adalah: Perguruan Tinggi, LSM, pers dan berbagai elemen yang mendukung kebangkitan masyarakat tradisional. 

 

Dalam mewujudkan kebangkitan masyarakat tradisional yang dibutuhkan diantaranya ialah:

 

Pertama, kita harus mengembalikan dan memajukan tradisi pribumi ke dalam kehidupan masyarakat secara luas, Mengembalikan segala persoalan masyarakat pada jati diri masyarakat pribumi, bukan penyelesaian dari pemikiran barat maupun khilafah timur tengah. Yang tidak sesuai dengan karakter masyarakat pribumi, semua itu membutuhkan perjuangan ekstra keras dari para ulama kaum muslimin dan seluruh elemen masyarakat di berbagai penjuru daerah.

 

Kedua, Kerja keras yang terus-menerus tanpa henti ini harus dibarengi dengan ilmu yang mengedepankan kepentingan masyarakat secara luas, bukan kepentingan para penjajah dari luar.

 

Sebelum mengakhiri tulisan singkat ini, maka sebaiknya kebangkitan Islam tradisonal ini harus dimulai dari kebangkitan yang disemangati jati diri pribumi tanpa itu semua kebangkitan itu tidak akan pernah berdaya guna yang maksimal dalam mengisi kehidupan, sebab kehidupan pribumi yang telah teruji oleh sejarah juga ajaran budaya yang sesuai dengan segala suasana termasuk dalam kehidupan dan jati diri bangsa, di sinilah letak pentingnya menjadikan Jaringan Islam Tradisional menuju kebangkitan yang sesungguhnya dalam menatap kehidupan masyarakat pribumi yang lebih manusiawi, tanpa adanya penjajahan dan penindasan yang saat ini terus berkembang luas dalam ranah kehidupan masyarakat.

 

LIBERALISASI MENUTUP KEMAJUAN MASYARAKAT TRADISIONAL


Oleh: Khoirul Taqwim

 

Sebelum lebih jauh kita memahami tentang liberalisasi menutup kemajuan masyarakat tradisional, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat tradisional, agar dalam pembahasannya dapat memetakan tentang tradisionalis itu sendiri, masyarakat tradisional yaitu: masyarakat pribumi yang menjadi mayoritas penduduk, yang sangat teguh memelihara dan memajukan dalam berupaya memperjuangkan merebut jati diri dari penjajahan kultural Barat. Sebagai bukti pemeliharaan dan memajukan terhadap prinsip-prinsip dalam masyarakat, mereka berpegang teguh pada pola kehidupan pribumi yang lebih arif dan tidak meniru bangsa kapitalis imperialis (kaper).

 

Liberalisasi merupakan momok bagi masyarakat pribumi sebab liberalisme mengarah menuju gerakan kapitalisme,   Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah organisasi "raksasa" yang tercipta sebagai alat imperialisme. Sistem kapitalis tidak terlepas dari gejala konjugtur. (konjungtur adalah gerak gelombang kehidupan ekonomi)

Hak miliki privat memungkinkan semua orang untuk mengendalikan apa saja yang dimilikinya, menikmati manfaatnya, melaksanakan kontrak-kontrak, sehubungan dengan atau menjualnya atau mewariskannya pihak lain. Setiap individu apabila diperbolehkan mengejar kepentingan dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah seakan-akan dibina oleh tangan tak terlihat dalam upaya mencapai hal yang terbaik bagi masyarakat.  

 

 

Faktor-faktor Penghambat Proses kemajuan tradisional

 

Pertama, kaum liberalis sejak semula telah membawa program memecah belah masyarakat pribumi dengan mengirim duta-duta yang mampu menggeregoti tradisi local yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan bangsa kapitalis imperialis (kaper). Upaya memecah belahnya akan membuat bangsa tersebut lemah sehingga mudah ditundukkan agar berkiblat pada jejak imperialis. Kaum imperialis menyadari bahwa memukul masyarakat tradisional di Indonesia adalah tidak mungkin kecuali masyarakat tradisional berada dalam kondisi terpecah belah.

 

Kedua, para imperialis berusaha keras menghancurkan tanaman-tanaman tradisional, usaha-usaha yang telah ada, sistem pemilikan, pertukaran, produksi, dan pekerjaan umum yang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Upaya ini merupakan salah satu strategi menghalangi kemandirian yang mengakibatkan masyarakat pribumi menjadi jajahan yang mengekor pada bangsa Barat.

 

Mereka menuntut agar masyarakat pribumi dalam menjalankan tata cara hidup dan memandang kehidupan sesuai dengan kepentingan bagsa kapitalis imperialis (kaper), serta nilai-nilai moral dan social yang arif dari masyarakat tradisional dapat direnggut oleh masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai liberalisme.

 

Kemudian mereka melancarkan perang psikologis untuk menghadapi kelompok pribumi yang menentang barat dalam berbagai aspek. Usaha ini dilakukan dengan mengubah konsep-konsep kebudayaan tradisional ke konsep barat.

 

Demikianlah proses terbentuknya masyarakat liberal, Kemudian masyarakat baru ini berusaha memperkokoh eksistensinya di sisi masyarakat tradisional yang berupaya sekuatnya tetap mempertahankan jati diri.

 

Ketiga, kaum imperialis memfokuskan perhatiannya untuk menghancurkan peranan ilmu-ilmu pribumi dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional yang bercorak kebangsaan dan tradisi. Mereka mengubah pola kehidupan kultural yang dihayati masyarakat tradisional serta melecehkan dan menghinanya secara berlebihan. Kemudian mereka membangun sekolah-sekolah yang di masuki ide-ide liberal dan memberi semangat kepada para siswa untuk memasuki universitas-universitas yang mengandung unsur liberal ala barat.

 

Setiap parameter mereka dijadikan sebagai ukuran yang berlaku pada masyarakat liberal, serta para pegawai, pembuat hukum, kalangan profesi, intelektual, pendidik, sastrawan, dan budayawan dijadikan sebagai pelopornya. Padahal ukuran-ukuran baru yang ditawarkan tidak relevan dengan realitas masyarakat tradisional, dan hanya relevan dengan alumni sekolah-sekolah dan universitas-universitas mereka, serta orang-orang yang mengambil program dan metodologinya dalam bidang-bidang tersebut.

 

Demikianlah, tugas-tugas dan posisi-posisi di dalam negara, tentara, koperasi, bank, dan lembaga-lembaga kebudayaan merupakan bagian dari proyek alumni perguruan tinggi Barat atau hasil modernisasi ala Barat. Sedangkan lapisan terdidik dari kelompok masyarakat tradisional tidak memperoleh kesempatan dalam proyek ini.

 

Liberalisasi membentuk virus masyarakat yang Konsumtif


Realita sosial menunjukkan bahwa racun yang disebarkan kaum imperialis untuk mengubah perjalanan masyarakat menuju liberalis, ternyata membentuk prinsip-prinsip dasar untuk menyempurnakan strategi pembebasan diri dari dominasi asing. Kekuatan nasional yang bergerak menuju terciptanya masyarakat liberalis tidak memahami dimensi kultural dalam konflik yang terjadi. Mereka dengan bersemangat menghancurkan semua aspek yang telah mapan dalam masyarakat tradisional, yaitu:, pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan perilaku.

 

Jaringan Islam Liberal sadar atau tidak sadar telah membawa virus ideologi dari bangsa barat, sehingga menjadi kekuatan imperialisme yang tidak hanya melakukan dominasi politik langsung dan mereka juga merampas ekonomi, bahkan mereka merusak dimensi kultural untuk menghancurkan prinsip-prinsip kepribadian yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi. penyebar virus ini akan mengurangi perjuangan melawan imperialisme. Begitu pula perjuangan ekonomi akan melemah jika prinsip-prinsip dasar itu mengendur.

 

Dunia terperosok dalam perangkap rasionalisme destruktif atau tepatnya dalam pola kehidupan gaya Amerika yang merusak. Sesungguhnya rasionalisme masyarakat liberal membawa konsesi-konsesi (kerelaan-kerelaan) yang jauh, yaitu menjadikan masyarakat liberal semakin berkembang ditengah-tengah ketradisionalan, dan yang berakibat menguatnya dominasi asing di kawasan masyarakat pribumi, khususnya dalam aspek kebudayaan dan peradaban, jika liberalisasi sudah merenggut jati diri pribumi sudah dapat dipastikan penjajah ala kapitalisme yang menjadi alat barat akan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional dan sudah dapat dipastikan perbudakan modern akan berkembang meluas dalam kehidupan masyarakar pribumi.