Senin, 12 November 2012

Sobat, Pernikahanmu Adalah Do'a Dalam Daku



Mendung nampak indah diantara semak-semak pegunungan dihari pagi yang berseri ini, tak ada angin, tak ada petir, aku mendengar pernikahanmu didunia maya, aku begitu bahagia mendengarnya dikala hari bersejarah dalam hidupmu telah tiba.

Lewat dunia maya, pagi tanpa basa-basi mengabarkan lewat alam dengan lintas batas darat, air, udara dan tanah mengabarkan tentang pernikahan indahmu disana. Sungguh hatiku merasa terhenyak, campur bahagia dalam diri kumendengar tentang kabar indahmu.

Waktu berjalan tanpa arah yang tak menentu, bahkan waktu yang sudah terlewati puluhan tahun, kenapa masih segar ingatanku tentangmu? mungkin itulah anugerah Ilahi dalam menatap sebuah perjalanan tentang kehidupan, agar kita selalu mencerna sebuah persoalan dengan arif dan bijaksana.

Berbuat kebajikan terhadap sesama adalah ajaran agung yang tertulis sejak manusia lahir dimuka bumi, semenjak itulah manusia diberi kemerdekaan dalam menentukan nasib, untuk menentukan pasangan dalam diri, agar memperoleh ridha dari sang maha pencipta segala.

Pernikahan adalah perjalanan manusia seutuhnya dalam mengemban amanah sebagai makhluk hidup, untuk saling percaya antar satu sama lainnya, terutama sesama kekasih dalam balutan cinta suci mulia yang diajarkan lewat kitab suci Al-Qur'an.

Indah, itulah bahasa yang tepat dalam menggambarkan pernikahanmu dengan jantung hatimu, agar kelak suatu saat dikau mampu memberikan generasi terbaik bagi umat manusia dalam menatap masa depan sebuah bangunan yang lebih mencerahkan, untuk membangun peradaban manusia yang lebih agung.

Lewat tulisan sederhana ini, kuabadikan pernikahanmu, agar menjadi sebuah secercah kenangan tentang perjalanan hidup barumu dalam menunaikan ibadah suci yang sesuai dengan mimpi-mimpi yang telah lama terpendam dalam ruh dan jasadmu.

Sobat, akhir kata dari tulisan saya, bahwa kita telah lama saling mengenal dalam sebuah perjalanan peta hidup yang tak pernah kupahami sedikitpun dalam jiwa maupun jasadku, untuk mengenal lebih jauh lagi tentang sebuah makna cita maupun cinta, tetapi dengan kabar lewat alam maya ini, akhirnya aku tahu cita dan cinta telah bersandar untukmu, aku mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga engkau bahagia disana, Amiin...

Do'aku, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan berkah tentang cita cinta selalu di hati sobatku, agar mereka saling mencintai dikala dekat, menjaga kehormatan dikala jauh, saling menghibur dikala sedih. Ya! Allah daku berdo'a untuk-MU, Sempurnakanlah kebahagiaan sobatku dengan menjadikan pernikahan mereka, sebagai tanda bakti cinta kepada-MU dan rasul-Mu, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Menguak "Perang Sekte" Islam





Ketika melihat darah mengalir dalam memperjuangkan keyakinan terasa indah dalam sebuah bentuk mempertahankan gagasan yang menjadi pegangan hidup, tetapi kalau keyakinan harus menimbulkan korban jiwa, tentu membuat sebuah keprihatinan atas tragedi kemanusiaan.

Setiap agama tak lepas dari sebuah bentuk perang sekte, baik melalui perang damai maupun perang melalui jalur kekerasan. Sungguh memperihatinkan, apabila perang sekte tidak dapat ditempuh dengan jalur musyawarah, untuk mencari sebuah mufakat secara bersama. Karena kalau perang sekte tidak dapat dilalui melalui jalur musyawarah, tentu yang terjadi perang senjata tak dapat dipungkiri ditengah-tengah saling ngotot dalam mempertahankan sebuah keyakinan.

Perbedaan adalah rahmat, baik perbedaan keyakinan maupun perbedaan sekte, tetapi kalau perbedaan keyakinan maupun sekte tak dapat dicari titik terang dalam mengambil sebuah mufakat bersama, untuk menjalin saling menghargai antar satu sama lainnya. Maka berangkat dari sinilah perang sekte dengan menempuh jalur kekerasan tak dapat dihindarkan ditengah-tengah realita kehidupan.

Ironis!, kata kunci menanggapi perang sekte didalam tubuh keyakinan dalam beragama, apabila mengedepankan kekerasan dalam mengambil sebuah sikap maupun keputusan, tentu yang terjadi bentrok antar sekte tak dapat dihindarkan, bahkan harta dan nyawa menjadi pertaruhan dalam perang sekte.

Sejarah mencatat perang sekte dalam tubuh Islam pernah terjadi saat pertarungan tiga sekte dalam mempertahankan sebuah ideologi keyakinan. Sehingga yang terjadi tarik ulur dan ingin memenangkan dalam pertarungan keyakinan yang memakan banyak korban, baik nyawa maupun harta tak dapat terhindarkan ditengah-tengah perang sekte.

Perang sekte dalam tubuh agama Islam pernah terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dengan tiga sekte besar yang ikut andil perang antar sekte, yaitu: Syi'ah, Khawarij, Murji'ah. Sehingga dengan  tiga sekte besar tersebut, telah menimbulkan terjadinya sebuah musibah perang antar sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, bahkan membuat dunia ke-Islaman terjebak dalam perang saudara dalam mempertahankan sebuah keyakinan sekte yang dianggap benar didada penganutnya.

Memang perang sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib merupakan cikal bakal lebih banyak lagi tumbuh-kembangnya berbagai sekte ke-Islaman, untuk mengajarkan sebuah keyakinan didada para penganutnya dalam mempertahankan sebuah ideologi keyakinan.

Dari perang sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dapat diambil hikmah besar, bahwa perang dengan jalan kekerasan bukanlah jalan yang arif dan bijaksana dalam mengambil sebuah sikap menghadapi sebuah perbedaan, tetapi jalur musyawarah harus dikedepankan, untuk mencari titik terang dalam menghadapi segala perbedaan. 

Konflik antar sekte sudah semestinya diambil dengan jalan musyawarah, tetapi kalau jalan musyawarah mengalami stagnasi. Maka tidak dapat dipungkiri jalan kekerasan dalam menghadapi perbedaan keyakinan didalam tubuh berbagai sekte tidak dapat dihindarkan. Sehingga yang terjadi pertumpahan darah atas nama keyakinan sekte akan terulang dari masa-kemasa, bahkan sampai masa sekarang perang sekte dalam tubuh Islam akan terus terjadi ditengah-tengah realita kehidupan, kalau dalam menghadapi perbedaan sekte diselesaikan dengan jalur kekerasan.

Menghadapi perbedaan didalam tubuh berbagai sekte keagamaan, sudah seharusnya mengedepankan musyawarah, untuk mencapai kata mufakat, bukan dengan jalan kekerasan dalam mengambil sebuah keputusan, agar tumpah darah dapat terhindarkan seminimal mungkin.

Slogan perbedaan adalah rahmat, apabila kita mampu berpegang teguh pada falsafah "tepa selira", tetapi kalau kita hanya mengandalkan kebebasan semu belaka dalam berpendapat. Maka perbedaan tidak lagi menjadi rahmat, namun perbedaan menjadi sebuah azab yang sangat miris dalam realita kehidupan masyarakat pada umumnya.

Semoga Allah SWT menjadikan perbedaan keyakinan antar umat manusia menjadi indah dan berkah ditengah-tengah realita kehidupan masyarakat, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Membedah Generasi Ngak Ngik Ngok ( Alay )



Ironis!, mungkin itu kata yang tepat dalam menggambarkan generasi ngak ngik ngok dinegeri Indonesia. Mengingat generasi ngak ngik ngok sering disebut dengan istilah: generasi alay, sedangkan generasi alay singkatan dari anak layangan atau anak lebay. Merujuk pada gaya hidup berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Bahkan tak jarang generasi ngak ngik ngok menyimpang dari kearifan lokal masyarakat setempat. 

Sungguh terlalu!, salah satu bahasa yang tepat dalam memberi sebuah tanggapan tentang generasi ngak ngik ngok dinegeri Indonesia. Mengingat generasi ngak ngik ngok sangat berlebihan dalam mencari sebuah perhatian, padahal perhatian yang di inginkan jauh dari sebuah membangun wawasan tentang kebangsaan.

Generasi ngak ngik ngok merupakan sebuah kumpulan muda-mudi yang galau dalam menatap masa depan. Sehingga generasi ngak ngik ngok memiliki sifat yang gampang menyerah dan mengedepankan ego sesaat, padahal sudah semestinya pemuda maupun pemudi mempunyai sikap tangguh, penuh tanggung jawab dalam membangun kemandirian, berkarakter, dan berbudi luhur ditengah-tengah realita kehidupan, tentu tidak hanya mengedepankan kepentingan individualis semata.

Keberadaan generasi ngak ngik ngok semakin membawa dampak keruntuhan sebuah bangunan kebangsaan. Mengingat pemuda maupun pemudi sudah sepatutnya mempunyai sikap yang berani dan pantang menyerah dalam melakukan berbagai aktivitas ditengah-tengah realita kehidupan.

Kalau generasi ngak ngik ngok tumbuh berkembang ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada penghalang sedikitpun, berarti tatanan kebangsaan akan mengalami kerusakan dalam segi moral. Karena sebuah bangsa sudah seharusnya mempunyai generasi tangguh bukan generasi ngak ngik ngok yang cenderung alay dalam bersikap maupun bertindak.

Ngak ngik ngok merupakan generasi yang harus diputus secepat mungkin dalam karakter dan kepribadian para pemuda maupun pemudi. Mengingat gaya hidup ngak ngik ngok cenderung dalam pola hidup pragmatis, santai, dan amat konsumtif para pemuda maupun pemudinya, bahkan cenderung apatis terhadap realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Budaya generasi ngak ngik ngok sangat jauh dari kepribadian kearifan lokal masyarakat setempat. Karena kehidupan generasi ngak ngik ngok lebih menganut kehidupan barat yang cenderung dari kehidupan hedonis dalam bersikap maupun bertindak.

Dengan memberi gambaran tentang generasi ngak ngik ngok yang melanda disejumlah belahan bumi, khususnya generasi ngak ngik ngok yang melanda dinegeri Indonesia, sudah semestinya para tokoh masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak membentengi diri dalam membangun budaya para pemuda maupun pemudi, agar tidak terjebak dari kehidupan generasi ngak ngik ngok yang sungguh memperihatinkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kalau generasi ngak ngik ngok tumbuh berkembang tanpa adanya sebuah pemikiran yang cerdas, agar generasi ngak ngik ngok yang cenderung hedonis dan konsumtif dapat ditekan tumbuh-kembangnya secara maksimal, tentu yang ada pemuda maupun pemudi Indonesia akan terjebak dalam masa galau yang mampu merenggut martabat sebuah bangsa dalam mengawal kemandirian, dan kemajuan masa depan para pemuda maupun pemudi dinegeri Indonesia.

Berangkat dari gambaran diatas tentang generasi ngak ngik ngok, maka sudah sepatutnya bagi para penguasa dan para tokoh masyarakat, untuk melakukan sebuah gerakan membendung budaya ngak ngik ngok, agar pemuda-pemudi Indonesia selamat dari generasi ngak ngik ngok dalam sendi-sendi realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT selalu menjaga para pemuda-pemudi Indonesia dengan benteng keimanan yang tangguh dalam menyikapi segala persoalan tentang pengatnya realita kehidupan, Amiin....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Sabtu, 10 November 2012

Menguak "Perang Sekte" Islam





Ketika melihat darah mengalir dalam memperjuangkan keyakinan terasa indah dalam sebuah bentuk mempertahankan gagasan yang menjadi pegangan hidup, tetapi kalau keyakinan harus menimbulkan korban jiwa, tentu membuat sebuah keprihatinan atas tragedi kemanusiaan.

Setiap agama tak lepas dari sebuah bentuk perang sekte, baik melalui perang damai maupun perang melalui jalur kekerasan. Sungguh memperihatinkan, apabila perang sekte tidak dapat ditempuh dengan jalur musyawarah, untuk mencari sebuah mufakat secara bersama. Karena kalau perang sekte tidak dapat dilalui melalui jalur musyawarah, tentu yang terjadi perang senjata tak dapat dipungkiri ditengah-tengah saling ngotot dalam mempertahankan sebuah keyakinan.

Perbedaan adalah rahmat, baik perbedaan keyakinan maupun perbedaan sekte, tetapi kalau perbedaan keyakinan maupun sekte tak dapat dicari titik terang dalam mengambil sebuah mufakat bersama, untuk menjalin saling menghargai antar satu sama lainnya. Maka berangkat dari sinilah perang sekte dengan menempuh jalur kekerasan tak dapat dihindarkan ditengah-tengah realita kehidupan.

Ironis!, kata kunci menanggapi perang sekte didalam tubuh keyakinan dalam beragama, apabila mengedepankan kekerasan dalam mengambil sebuah sikap maupun keputusan, tentu yang terjadi bentrok antar sekte tak dapat dihindarkan, bahkan harta dan nyawa menjadi pertaruhan dalam perang sekte.

Sejarah mencatat perang sekte dalam tubuh Islam pernah terjadi saat pertarungan tiga sekte dalam mempertahankan sebuah ideologi keyakinan. Sehingga yang terjadi tarik ulur dan ingin memenangkan dalam pertarungan keyakinan yang memakan banyak korban, baik nyawa maupun harta tak dapat terhindarkan ditengah-tengah perang sekte.

Perang sekte dalam tubuh agama Islam pernah terjadi pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dengan tiga sekte besar yang ikut andil perang antar sekte, yaitu: Syi'ah, Khawarij, Murji'ah. Sehingga dengan  tiga sekte besar tersebut, telah menimbulkan terjadinya sebuah musibah perang antar sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, bahkan membuat dunia ke-Islaman terjebak dalam perang saudara dalam mempertahankan sebuah keyakinan sekte yang dianggap benar didada penganutnya.

Memang perang sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib merupakan cikal bakal lebih banyak lagi tumbuh-kembangnya berbagai sekte ke-Islaman, untuk mengajarkan sebuah keyakinan didada para penganutnya dalam mempertahankan sebuah ideologi keyakinan.

Dari perang sekte pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib dapat diambil hikmah besar, bahwa perang dengan jalan kekerasan bukanlah jalan yang arif dan bijaksana dalam mengambil sebuah sikap menghadapi sebuah perbedaan, tetapi jalur musyawarah harus dikedepankan, untuk mencari titik terang dalam menghadapi segala perbedaan. 

Konflik antar sekte sudah semestinya diambil dengan jalan musyawarah, tetapi kalau jalan musyawarah mengalami stagnasi. Maka tidak dapat dipungkiri jalan kekerasan dalam menghadapi perbedaan keyakinan didalam tubuh berbagai sekte tidak dapat dihindarkan. Sehingga yang terjadi pertumpahan darah atas nama keyakinan sekte akan terulang dari masa-kemasa, bahkan sampai masa sekarang perang sekte dalam tubuh Islam akan terus terjadi ditengah-tengah realita kehidupan, kalau dalam menghadapi perbedaan sekte diselesaikan dengan jalur kekerasan.

Menghadapi perbedaan didalam tubuh berbagai sekte keagamaan, sudah seharusnya mengedepankan musyawarah, untuk mencapai kata mufakat, bukan dengan jalan kekerasan dalam mengambil sebuah keputusan, agar tumpah darah dapat terhindarkan seminimal mungkin.

Slogan perbedaan adalah rahmat, apabila kita mampu berpegang teguh pada falsafah "tepa selira", tetapi kalau kita hanya mengandalkan kebebasan semu belaka dalam berpendapat. Maka perbedaan tidak lagi menjadi rahmat, namun perbedaan menjadi sebuah azab yang sangat miris dalam realita kehidupan masyarakat pada umumnya.

Semoga Allah SWT menjadikan perbedaan keyakinan antar umat manusia menjadi indah dan berkah ditengah-tengah realita kehidupan masyarakat, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Pengusaha Vs Buruh





Mendengar kata pengusaha Vs buruh membuat hati bertanya tentang realita kehidupan industri maupun kehidupan perusahaan ditengah-tengah masyarakat. Mengingat para pengusaha dan para buruh sudah semestinya saling bersinergi dalam membangun sebuah perusahaan yang sehat, tetapi bukan malah saling intrik dan saling serang antar satu sama lainnya.

Pertarungan pengusaha Vs buruh dalam tarik ulur masalah upah minimum propinsi membuat sengit keadaan. Karena buruh menginginkan gaji yang layak sebagai pekerja diperusahaan. Sedangkan pengusaha merasa keberatan menaikkan angka nominal kenaikan gaji para buruh.

Berbagai tuntutan buruh dari mogok masal sampai sweeping disejumlah industri maupun perusahaan membuat suasana carut marut dan memanas. Sehingga yang terjadi saling menggertak satu sama lain, pengusaha dengan menggertak akan menutup perusahaan. Sedangkan para buruh akan tetap melanjutkan  aksi demo sebagai bentuk protes terhadap pengusaha yang dianggap terlalu kecil dalam memberikan gaji terhadap para buruh dalam bekerja.

Sebenarnya, pengusaha dan buruh merupakan sebuah denyut nadi kemajuan disebuah perusahaan, tetapi kalau pengusaha dan buruh terus terjadi sebuah pertarungan yang mengakibatkan tutupnya sebuah perusahaan, tentu mereka sama-sama dirugikan. Sehingga perlu ada sebuah solusi yang cerdas dalam menanggapi permasalahan pengusaha Vs buruh, agar keduanya tidak sama-sama mengalami kerugian.

Ketika buruh digaji kecil, sedangkan pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, tentu akan terjadi ketidak-seimbangan dalam bangunan perusahaan. Mengingat kaum buruh mendapatkan keuntungan kecil. Bahkan untuk menyambung hidup sangat merasa kesulitan, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, berarti model seperti ini, mengingatkan masa perbudakan masa lampau, cuma perbedaannya masa lampau dengan masa sekarang berbeda zaman. Sehingga lebih tepatnya dikatakan perbudakan pada masa dahulu kala beralih menuju masa perbudakan zaman era globalisasi.

Begitu juga kalau buruh mendapatkan upah yang begitu tinggi, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan rendah atau bahkan pengusaha malah mengalami kerugian dengan membayar tinggi para buruh. Sehingga terjadi kebangkrutan perusahaan dalam janga pendek, tetapi kalau kerugian ini, terus berlarut tanpa penyelesaian, berarti kebangkrutan secara permanen dalam perusahaan benar-benar akan terjadi., dan penutupan perusahaan atau industri tak dapat dipungkiri dalam realita kehidupan.

Melihat dari pandangan diatas harus ada keseimbangan antara buruh dan pengusaha, agar terjadi sebuah sinergi yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya. Sehingga pengusaha dengan buruh dapat tercipta sebuah hubungan yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya, bukan malah merugikan kedua belah pihak.

Pengusaha Vs Buruh sudah saatnya dicari solusi dengan tolak ukur seberapa keuntungan perusahaan antara pemasukan dan pengeluaran, agar tidak terjadi pembengkakan, tetapi terjadi sebuah sistem perusahaan yang sehat, dan tercipta sebuah realita kehidupan perusahaan yang jauh dari kebangkrutan, tentu tetap mempertimbangkan secara manusiawi gaji buruh, agar setara kebutuhan hidup para buruh antara pemasukan dengan pengeluaran ditengah-tengah kebutuhan hidup yang semakin melonjak tinggi. Karena jangan sampai buruh dirugikan sebagai pekerja diperusahaan. Mengingat buruh merupakan denyut nadi kehidupan disebuah perusahaan maupun kehidupan disebuah industri, begitu juga pengusaha merupakan ruh maju maupun mundurnya sebuah kehidupan perusahaan, agar pengusaha tidak mengalami kebangkrutan permanen dalam denyut nadi saat membangun tatanan perusahaan maupun industri secara tepat sasaran.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan berkah kepada para pengusaha dan para buruh dimanapun berada, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Kematian Pendidikan Indonesia



Pendidikan Indonesia sudah semestinya mampu mencetak para pelajar yang mempunyai sifat akhlakul karimah dalam membangun sebuah bangsa dan negara, tetapi fakta dilapangan pendidikan di Indonesia tak jarang mencetak  para koruptor terbesar disegala arah kehidupan. Sehingga bangunan bangsa dan negara mengalami kerugian yang sangat memperihatinkan.

Sungguh miris!, mendengar para alumnus perguruan tinggi banyak yang melakukan tindakan yang jauh dari moral positif. Sehingga tak jarang para alumnus perguruan tinggi melakukan tindak yang sangat merugikan kemajuan bangsa dan negara, kalau bangsa Indonesia terus dibiarkan terjebak dengan pendidikan yang jauh dari suri tauladan yang mencerdaskan, tentu dipastikan keruntuhan sebuah bangsa akan cepat terjadi. Mengingat kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa tak lepas dari realita kehidupan para pejabat negara, padahal sebagian besar pejabat negara berlabel sebagai alumnus perguruan tinnggi di negeri Indonesia.

Realitas tentang kebobrokan disebuah bangsa dan negara tak lepas dari sikap aparat yang jauh dari nilai-nilai suri tauladan yang positif. Sehingga realita kehidupan masyarakat mengalami masa sulit disebabkan para aparatur negara gagal menjalankan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam membangun sebuah bangsa yang beradab.

Ironis!, salah satu kata yang tepat melihat penyimpangan para aparatur negara dengan melakukan aksi kong kaling kong bersama para  penjahat sumber daya alam, mereka mengambil kekayaan bangsa Indonesia dengan cara sepihak, tentu kejadian tersebut akan berdampak bagi keruntuhan sebuah bangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan tempat membangun mental spiritual yang cerdas dalam membangun tatanan disegala aspek kehidupan, tetapi fakta dilapangan pendidikan tak sedikit menghasilkan para pemalak BUMN maupun  para pemalak instansi pemerintahan lainnya. Sehingga yang terjadi kerusakan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat kentara dirasakan ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Kematian pendidikan Indonesia tak lepas dari tindak alumnus perguruan tinggi yang menjadi perusak sebuah tatanan kenegaraan, tentu mereka para alumnus yang hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya, tanpa melihat kepentingan yang lebih luas lagi dalam menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat.

Membangun kembali pendidikan Indonesia harus sesegera mungkin, agar mampu mencetak para pelajar yang berdedikasi tinggi dalam mengemban amanah sebagai pelayan masyarakat. Karena kalau para alumnus pendidikan Indonesia masih banyak yang melakukan penyimpangan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berarti kematian sebuah bangsa dan negara tinggal menunggu waktu dalam hitungan yang sangat dekat.

Ketika pendidikan Indonesia mengalami kematian, berarti sebuah bangsa dan negara dalam hitungan jangka pendek juga akan mengalami kematian yang mengenaskan. Sehingga dengan adanya kematian pendidikan di  negeri Indonesia, sudah saatnya bangunan pendidikan Indonesia tidak berpijak pada pendidikan liberal yang jauh dari kearifan lokal masyarakat dalam membangun sebuah peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mengembalikan pendidikan Indonesia yang berpangkal pada kearifan lokal, dan berdasarkan nilai-nilai agama Islam merupakan pengejawantahan yang tak dapat ditolak, apabila pendidikan Indonesia menginginkan sebuah perbaikan disegala sistem, sebelum pendidikan Indonesia benar-benar mati dan dikubur dalam lembaran hitam sejarah yang kelabu. Mengingat pendidikan Indonesia saat ini, masih menghasilkan para pelajar yang jauh dari nilai-nilai budi luhur dalam mengemban amanah sebuah bangsa dan negara yang adil, makmur, sentosa, dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kebenaran dalam membangun pendidikan di negeri Indonesia kepada seluruh anak bangsa, Amiin........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Merangkai Kata





Merangkai kata menjadi sebuah makna, bukan perkerjaan mudah, tetapi juga bukan pekerjaan sulit, namun merangkai kata dengan mengumpulkan huruf-perhuruf  membuat sebuah imajinasi mengalami fantasi tanpa batas. Mengingat merangkai kata membuat kita berpikir ulang dengan berusaha menerjemahkan sebuah realita kehidupan maupun sebuah hayalan, agar dapat tertuang lewat kumpulan huruf-perhuruf.

Dengan merangkai kata dari huruf-perhuruf membuat hati tertantang, untuk berusaha menyelesaikan sebuah kumpulan huruf, agar menjadi sebuah rangkaian kata yang mempunyai makna tersendiri, tentu semua membutuhkan kejernihan berpikir dalam melakukan sebuah tindakan merangkai sebuah kata.

Menulis dengan merangkai sebuah kata membuat otak berupaya melakukan sebuah kajian, agar tulisan yang menjadi rangkaian kata dapat bermakna yang indah, paling tidak rangkaian kata dapat menjadi memori, untuk menyimpan sebuah imajinasi maupun pengalaman yang dihadapi dari sang perangkai kata.

Berusaha merangkai kata dengan kesungguhan hati dibutuhkan pendalaman berpikir yang lebih serius, agar dalam merangkai kata dapat memperoleh hasil yang lebih mendalam, semua butuh proses dalam melebur dan mengabungkan huruf-perhuruf, untuk mewujudkan sebuah rangkaian kata yang bermakna dan indah saat dibaca sebuah rangkaian kata tersebut.

Sebuah rangkaian kata membutuhkan ketelitian dalam mengumpulkan huruf-perhuruf, agar hasil rangkaian kata dapat dinikmati dengan penuh keindahan dari sebuah bentuk kumpulan huruf-perhuruf yang tertuang dalam bentuk rangkaian kata. Sehingga tulisan dari huruf-perhuruf menjadi sebuah rangkaian kata yang bermakna bagi para penikmat rangkaian kata.

Proses merealisasikan sebuah rangkaian kata menjadi bermakna dibutuhkan kesabaran dan ketabahan. karena merangkai kata membutuhkan proses yang penuh kehati-hatian, agar rangkaian kata dapat dinikmati bagi para pembacanya.

Selamat mencoba merangkai kata dengan indah dan penuh makna, agar menjadi sebuah kumpulan huruf -perhuruf yang dapat menjadi spirit bagi para penikmat sebuah rangkaian kata, khususnya para penikmat perangkai kata itu sendiri.

Semoga Allah SWT selalu menuntun kami dijalan kebajikan, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........